Inspirasi Hexagonal: Dari Romawi Kuno hingga Arang Briket KPA

Sejak zaman Romawi kuno, bentuk hexagonal telah menjadi simbol kekuatan dan kejayaan. Kerajaan Romawi, yang dikenal dengan kehebatan dan inovasinya, sering mengaitkan bentuk segi enam dengan kekuasaan mereka. Hal ini terlihat jelas dalam desain kota Palmanova di Friuli-Venezia Giulia, Italia, yang dibangun dengan bentuk hexagonal yang unik, mencerminkan kepercayaan Romawi pada geometri ini.

Kota Palmanova Italia

Tidak hanya dalam arsitektur, bentuk hexagonal juga muncul dalam fenomena alam yang menakjubkan. Salah satu contoh paling terkenal adalah Giant’s Causeway di Irlandia Utara. Misteri formasi batuan raksasa ini, yang terdiri dari kolom-kolom batuan basal hexagonal, telah memikat ilmuwan selama bertahun-tahun. Pada tahun 2018, sebuah penelitian yang dipimpin oleh Yan Lavallée, profesor vulkanologi dari Universitas Liverpool, berhasil mengungkap bahwa formasi unik ini terbentuk dari proses pendinginan magma basal. Kolom-kolom batuan tersebut tercipta saat magma mendingin pada suhu antara 840−890 derajat Celcius, menghasilkan pola hexagonal yang kini menjadi ikon geologis.

Source: https://sains.kompas.com/read/2018/04/16/130018223/terpecahkan-teka-teki-kompleks-batuan-segi-enam-termegah-di-dunia

Keterkaitan antara bentuk hexagonal dan proses alam ini juga tercermin dalam inovasi modern. Pada tahun 1989, Bapak Ho Hartono Wibowo menemukan dan kemudian mematenkan bentuk batangan charcoal KPA yang hexagonal. Proses pembuatan arang briket serbuk kayu gergajian KPA ini mirip dengan pembentukan 'Giant’s Causeway.' Dengan menggunakan oven tipe ‘bumi’ yang dipanaskan pada suhu 700−800 derajat Celcius, batangan arang hexagonal ini dibentuk, menyerupai miniatur dari kolom-kolom batuan di Irlandia Utara.

Dari kepercayaan Romawi kuno hingga penemuan geologis dan inovasi industri sawdust briquette charcoal (arang briket serbuk kayu gergajian) PT Karangpilang Agung, bentuk hexagonal terus menjadi inspirasi dan simbol kekuatan yang abadi. Baik dalam sejarah maupun dalam praktik modern, geometri ini menunjukkan bagaimana pola alam dan desain manusia dapat bersatu, menciptakan karya yang tidak hanya fungsional tetapi juga penuh makna. 

Disisi lain keberadaan “sawdust briquette charcoal” ini yang ditujukan untuk kegunaan yang mulia bagi kesehatan. Manusia di seluruh dunia yang menggemari masakan barbecue, bisa mencontoh masyarakat Jepang yang memakai arang briket KPA ini pada masakan “Yakiniku”, dan masakan “Bulgogi” pada masyarakat Korea, maupun bebek panggang di Taiwan. Itu tercermin kefanatikan mereka terhadap arang briket KPA yang mengutamakan aspek higienisasi. (dr. Agnes Stephanie)        

   
                                 

Ide Bentuk Segi Enam Arang Briket KPA Dan Logo PT Karangpilang Agung

Ide saya, Ho Hartono Wibowo, menemukan bentuk arang briket segi enam KPA dan logo segi enam PT Karangpilang Agung ini berawal dari sarang lebah penghasil madu yang berbentuk segi enam, dimana sepanjang zaman dan di negara mana pun lebah  regenerasi tawon penghasil madu ini berada sarangnya selalu berbentuk segi enam.

Kemudian lebih lanjut, saya mengamati batu-batuan dari sebuah pantai di Irlandia Utara, yang berbentuk 'aneh' yaitu segi enam dengan kolom-kolom yang tinggi dan tersusun dengan himpitan yang rapi dan bagus sekali; ini terbentuk secara alami dari pendinginan air laut terhadap cairan magma yang bersuhu sekitar 900 derajat celcius. Cairan magma ini keluar dari perut bumi melalui kerak-kerak lapisan bumi purba yang berbentuk segi enam dan mengandung besi, karbon, mangan, sulfur, silikon, sehingga 'cetakan' (forming) alam ini sudah menyamai unsur besi baja padat, dan lebih mengherankan lagi ukuran segi enam tersebut hampir berbentuk sama. Maka, kolom-kolom batu berpenampang segi enam itu dari cairan magma yang mendingin oleh air laut yang mengandung garam, didorong ke tepi laut dan tersusun dengan rapi. Ini peristiwa alam yang unik dikala pembentukan daratan purba di jazirah eropa utara, tepatnya sekarang terletak di pantai Giant's Causeway, Irlandia Utara.

Demikian pula saya mendapatkan ide dari keindahan kota Palmanova, Italia, yang mencerminkan kejayaan Romawi kuno; dimana pada alun-alun pusat kota berbentuk segi enam, dan dari situ terpancar jalan-jalan ke seluruh kota Palmanova.

Dari ketiga hal tersebut (sarang tawon, kota Palmanova dan bebatuan segi enam), memberikan saya ide untuk menerima tantangan dari LIPI yaitu membuat arang briket tanpa perekat, berkalori tinggi, dan bara tahan lama. Terbuat dari limbah serbuk kayu sisa gergajian, yang dipadatkan dengan mesin pres "screw extruder" bertekanan 2 bar, dan dibentuk sebagai briket kayu batangan yang berpenampang segi enam dan dengan panjang batangan yang terukur dengan rapi.

Setelah briket serbuk kayu berpenampang segi enam dengan lubang ditengahnya dan panjang batangan tersebut terbentuk, selanjutnya mengalami proses kabonisasi secara hampa udara di dalam oven "type Bumi" selama sekitar 3 hari dan dengan proses pendinginan (cooling down) selama sekitar 12 hari. Dari proses karbonisasi yang 'unik' ini menghasilkan arang briket serbuk kayu yang zero "benzopyrene" dan "zero-carcinogen" sehingga sangat higienis bagi masyarakat yang menggemari masakan panggangan sate maupun barbecue.

Maka, jadilah arang briket serbuk kayu ini yang sekarang dinamakan dengan istilah perdagangan internasional yang keren "Sawdust Briquette Charcoal" dan mendapatkan kode HS 4402.

Sawdust Briquette Charcoal ini telah saya paten-kan mulai dari paten proses, bentuk, oven karbonisasi; dan setiap pabrik yang mau 'menjiplak' penemuan saya ini haruslah meminta ijin dari saya terlebih dahulu. Apabila tidak, berarti sudah melanggar Hak Cipta yang dilindungi berdasarkan Undang-Undang Hak Cipta R.I.

Produk sawdust briquette charcoal ini telah saya pasarkan sejak tahun 1989 di mulai dari Jepang, Korea, dan Taiwan. Kemudian saat ini di tahun 2024 sudah menyebar ke seluruh dunia. Saat ini sudah merupakan salah-satu produk komoditi ekspor unggulan R.I., sebagai produk ekspor non migas yang berasal dari limbah buangan pabrik-pabrik kayu, dan sekarang melalui PT Karangpilang Agung telah diolah menjadi suatu produk ekspor yang menjadi kebanggaan bagi bangsa dan negara Republik Indonesia tercinta ini.

 

Salam saya,

Ho Hartono Wibowo





           
 


Post a Comment

0 Comments